MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
MODEL
PEMBELAJARAN
PROJECT BASED LEARNING
Dosen
pengampuh
Roni Alim
B.K, M.Pd
Oleh
Lambertina
Sillun Odjan
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Masalah
D.
Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Project Based Learning
B. Ciri- Ciri
pembelajaran berbasis proyek
C. Langkah-langkah
pembelajaran berbasis proyek
D. Kelebihan
dan kekurangan pembelajaran berbasis proyek
E.
Peran Guru dan Siswa dalam Project Based Learning
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Belajar dan Pembelajaran yang berisikan tentang “model pembelajaran Project
Based Learning”
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman
dalam proses pembelajaran.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya
karena pengetahuan yang kami miliki cukup terbatas. Oleh karena itu, kami berharap
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pesatnya pembangunan yang disertai
dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dewasa ini perlu direspon
oleh kinerja dunia pendidikan yang profesional dan memiliki mutu tinggi.
Pembangunan di suatu negara tidak bisa mengabaikan kegiatan pendidikan. Masa
depan suatu negara sangat ditentukan oleh bagaimana negara itu memperlakukan
pendidikan. Dunia pendidikan yang bermutu diharapkan dapat mendukung
tercetaknya generasi muda penerus bangsa yang cerdas, terampil dan berwawasan
luas sehingga mampu bersaing di era global. Karena pada hakikatnya, fungsi
pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu
kehidupan dan martabat manusia.
Keberhasilan pendidikan ditentukan
oleh banyak aspek yang saling berkaitan.
Proses pembelajaran adalah merupakan suatu sistem.
Dengan demikian, pencapaian standar proses untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dapat dimulai dari menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk
dan memengaruhi proses pembelajaran. Namun demikian, komponen yang selama ini
dianggap sangat memengaruhi proses pendidikan adalah komponen guru. Hal ini
memang wajar, sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan
siswa sebagai subjek dan objek belajar.
Guru adalah pihak yang bertugas
membimbing siswa agar dapat mencapai tujuan dalam pembelajaran sekaligus
mengelola kelas agar dapat menjadi sebuah tim yang solid, komunikatif dan
kondusif selama proses pembelajaran. Dari segi efektifitas, seorang guru
diharapkan mampu mengelola pembelajaran dengan baik. Pembelajaran yang monoton
tentunya akan berpengaruh terhadap semangat belajar siswa dan prestasi belajar
siswa. Pemilihan strategi juga model pembelajaran yang relevan dengan standar
kompetensi juga dapat memacu kemampuan serta minat belajar siswa demi
tercapainya optimalisasi kualitas pembelajaran dan pembelajaran yang bermakna.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 pasal 19 ayat 1 mengenai Standar Nasional Pendidikan juga dinyatakan
bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.
Oleh sebab itu makalah ini akan
membahas tentang model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning).
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) adalah model
pembelajaran sistematik yang mengikut sertakan pelajar ke dalam pembelajaran
teoritis dan keahlian yang kompleks, pertanyaan otentik dan perancangan produk
dan tugas. Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang amat besar untuk
membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermanfaat bagi peserta didik.
Dalam pembelajaran berbasis proyek, peserta didik terdorong lebih aktif dalam
belajar. Guru hanya sebagai fasilitator, mengevaluasi produk hasil kerja
peserta didik yang ditampilkan dalam hasil proyek yang dikerjakan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah yang
dimaksud dengan Project Based Learning?
2.
Apa saja ciri-ciri Project
Based Learning?
3.
Apa saja langkah-langkah
pembelajaran berbasis proyek (project
based learning) ?
4.
Apa saja kelebihan dan kekurangan
pembelajaran berbasis proyek (project
based learning)?
5.
Bagaimana peran guru dan siswa dalam
pembelajaran berbasis proyek?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui apa itu Project Based Learning.
2. Untuk
mengetahui ciri-ciri dari Project Based Learning.
3. Untuk
mengetahui langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek (project based learning).
4.
Untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan pembelajaran berbasis proyek (project
based learning).
5. Untuk
mengetahui peran guru dan siswa dalam pembelajaran berbasis proyek.
D.
Manfaat
Manfaat makalah ini, khususnya bagi
mahasiswa calon guru dalam menerapkan model pembelajaran ini dalam kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Project Based Learning
Project Based Learning merupakan sebuah model pembelajaran
yang sudah banyak dikembangkan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat.
Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, Project Based Learning bermakna
sebagai pembelajaran berbasis proyek.
Pembelajaran
berbasis proyek (PBL) merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam pengumpulan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalamberaktivitas secara nyata. PBL dirancang untuk
digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan pelajaran dalam melakukan
investigasi dan memahaminya. Berikut pengertian PBL menurut beberapa ahli.
a.Thomas Mergendoller dan Michaelson
mengatakan PBL adalah metodepengajaran sistematik yang mengikutsertakan
pelajaran ke dalampembelajaran pengetahuan dan keahlian yang kompleks,
pertanyaanautentik dan perancangan produk dan tugas.
b.
Baron B.
mengatakan PBL adalah pendekatan cara pembelajaran secarakonstruktif untuk
pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasisriset terhadap permasalahan
dan pertanyaan yang berbobot, nyata relevanbagi kehidupannya.
c.
Blumenfeld
menjelaskan bahwa PBL adalah pendekatan komprehensif untuk pengajaran dan pembelajaran
yang dirancang agar pelajaran melakukan riset terhadap permasalahan nyata.
d.
Boud dan
Felleti mengemukakan PBL adalah cara yang konstruktif dalam pembelajaran
menggunakan permasalahan sebagai stimulus dan berfokusaktivitas pelajar.
e.
Moeslichatoen
dalam bukunya “metode pengajaran di taman kanakkanak”mengatakan bahwa model
pembelajaran berdasarkan proyek (PBL)adalah suatu metode pembelajaran yang
memberikan pengalaman belajardengan menghadapkan anak dengan persoalan
sehari-hari yang harus dipecahkan secara berkelompok. Menurut hasil penelitian
terdapat hubunganyang erat antara proses memperoleh pengalaman yang sebenarnya
dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan bagi anak harus diintegrasikan
dengan lingkungan kehidupan anak yang banyak menghadapkan anak dengan
pengalaman langsung.
B. Ciri- Ciri pembelajaran berbasis
proyek
Ciri pembelajaran berbasis proyek
menurut Center For Youth Development and
Education Boston (Muliawati, 2010:10) yaitu:
1)
Melibatkan
para siswa dalam masalah – masalah kompleks, persoalan – persoalan dunia nyata,
dimana pun para siswa dapat memilih dan menetukan persoalan atau masalah yang
bermakna
2) Para siswa
diharuskan menggunakan penyelidikan, penelitian keterampilan perencanaan,
berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah saat mereka menyelesaikan
proyek.
3)
Para siswa
diharapkan mempelajari dan menerapkan keterampilan dan pengetahuan yang
dimilikinya dalam berbagai konteks ketika mengerjakan proyek.
4) Memberikan
kesempatan bagi siswa untuk belajar dan mempraktekkan keterampilan pribadi pada
saat mereka bekerja dalam tim kooperatif, maupun saat mendiskusikan dengan
guru.
5)
Memberikan
kesempatan bagi para siswa mempraktekan berbagai keterampilan yang dibutuhkan
untuk kehidupan dewasa mereka dan karir (bagaimana mengalokasikan waktu,
menjadi individu yang bertanggung jawab, keterampilan pribadi, belajra melalui
pengalaman).
6)
Menyampaikan
harapan mengenai prestasi/hasil pembelajaran (ini disesuaikan dengan standard
an tujuan pembelajaran untuk sekolah/negara.
7)
Melakukan
refleksi yang mengarahkan siswa untuk berpikir kritis tentang pengalaman mereka
dan menghubungkan pengalaman dengan pelajaran.
8)
Berakhir
dengan presentasi atau produk yang menunjukkan pembelajaran dan kemudian
dinilai (kriteria dapat ditentukan oleh para siswa)
C. Langkah-langkah pembelajaran
berbasis proyek (project based learning)
Langkah-langkah pembelajaran
berbasis proyek. peserta didik diberikan tugas dengan mengembangkan tema/topik
dalam pembelajaran dengan melakukan kegiatan proyek yang realistik. Di samping
itu, penerapan pembelajaran berbasis proyek ini mendorong tumbuhnya
kreativitas, kemandirian, tanggung jawab, kepercayaan diri, serta berpikir
kritis dan analitis pada peserta didik.
Secara umum,
langkah-langkah Pembelajaran berbasis proyek (PBP) dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Berdasarkan
bagan di atas, kegiatan yang harus dilakukan pada setiap langkah PBP adalah
sebagai berikut:
1. Penentuan
proyek Pada langkah ini, peserta didik menentukan tema/topik proyek berdasarkan tugas proyek
yang diberikan oleh guru. Peserta didik diberi kesempatan untuk
memilih/menentukan proyek yang akan dikerjakannya baik secara kelompok ataupun
mandiri dengan catatan tidak menyimpang dari tugas yang diberikan guru.
2.
Perancangan langkah-langkah
penyelesaian proyek Peserta didik merancang langkah-langkah kegiatan
penyelesaian proyek dari awal sampai akhir beserta pengelolaannya. Kegiatan
perancangan proyek ini berisi aturan main dalam pelaksanaan tugas proyek,
pemilihan aktivitas yang dapat mendukung tugas proyek, pengintegrasian berbagai
kemungkinan penyelesaian tugas proyek, perencanaan sumber/bahan/alat yang dapat
mendukung penyelesaian tugas proyek, dan kerja sama antar anggota kelompok.
3.
Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek
Peserta didik di bawah pendampingan guru melakukan penjadwalan semua kegiatan
yang telah dirancangnya. Berapa lama proyek itu harus diselesaikan tahap demi tahap.
4.
Penyelesaian proyek dengan
fasilitasi dan monitoring guru Langkah ini merupakan langkah pengimplementasian
rancangan proyek yang telah dibuat. Aktivitas yang dapat dilakukan dalam
kegiatan proyek di antaranya adalah dengan a) membaca, b) meneliti, c) observasi,
d) interviu, e) merekam, f) berkarya seni, g) mengunjungi objek proyek, atau h)
akses internet. Guru bertanggung jawab memonitor aktivitas peserta didik dalam
melakukan tugas proyek mulai proses hingga penyelesaian proyek. Pada kegiatan
monitoring, guru membuat rubrik yang akan dapat merekam aktivitas peserta didik
dalam menyelesaikan tugas proyek.
5.
Penyusunan laporan dan
presentasi/publikasi hasil proyek Hasil proyek dalam bentuk produk, baik itu
berupa produk karya tulis, karya seni, atau karya teknologi/prakarya
dipresentasikan dan/atau dipublikasikan kepada peserta didik yang lain dan guru
atau masyarakat dalam bentuk pameran produk pembelajaran.
6. Evaluasi
proses dan hasil proyek Guru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran
melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek. Proses refleksi
pada tugas proyek dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Pada tahap
evaluasi, peserta didik diberi kesempatan mengemukakan pengalamannya selama
menyelesaikan tugas proyek yang berkembang dengan diskusi untuk memperbaiki
kinerja selama menyelesaikan tugas proyek. Pada tahap ini juga dilakukan umpan
balik terhadap proses dan produk yang telah dihasilkan.
D. Kelebihan dan kekurangan
pembelajaran berbasis proyek (project
based learning)
Kelebihan
dan kekurangan pada penerapan Pembelajaran
Berbasis Proyekdapat dijelaskan sebagai berikut.
1.
Keuntungan Pembelajaran Berbasis
Proyek:
1.
Meningkatkan motivasi belajar
peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan
penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
2.
Meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah.
3.
Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan
problem-problem yang kompleks.
4.
Meningkatkan kolaborasi.
5.
Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan
komunikasi.
6.
Meningkatkan keterampilan peserta didikdalam mengelola sumber.
7.
Memberikan pengalaman kepada peserta
didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi
waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
8.
Menyediakan pengalaman belajar yang
melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai
dunia nyata.
9.
Melibatkan para peserta didik untuk
belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian
diimplementasikan dengan dunia nyata.
10. Membuat
suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik
menikmati proses pembelajaran.
2.
Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek:
1.
Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
2.
Membutuhkan biaya yang cukup banyak
3.
Banyak instruktur yang merasa nyaman
dengan kelas tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di kelas.
4.
Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
6.
Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan
mengalami kesulitan.
7.
Ada kemungkinanpeserta didikyang
kurang aktif dalam kerja kelompok.
8.
Ketika topik
yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik
tidak bisa memahami topik secara keseluruhan
Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis
proyek di atas seorang pendidik harus dapat mengatasi dengan cara memfasilitasi
peserta didik dalam menghadapi masalah, membatasi waktu peserta didik dalam
menyelesaikan proyek, meminimalis dan menyediakan peralatan yang sederhana yang
terdapat di lingkungan sekitar, memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau
sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya, menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan sehingga instruktur dan peserta didik merasa
nyaman dalam proses pembelajaran.
E.
Peran Guru
dan Siswa dalam PBL
Menurut Waras Khamdi, selama
berlangsungnya proses pembelajaran berbasis proyek, pelajar akan mendapatkan
bimbingan dari narasumber atau fasilitator, dimana peran fasilitator:
A. Peran Guru
1)
Mengajar
kelompok dan menciptakan suasana yang nyaman
2) Memastikan
bahwa sebelum dimulai, setiap kelompok telah memiliki seorang anggota yang
bertugas membaca materi, sementara teman – temannya mendengarkan, dan seorang
anggota yang bertugas mencatat informasi yang penting sepanjang jalannya
diskusi
3) Memberikan
materi atau informasi pada saat yang tepat, sesuai dengan perkembangan
kelompok.
4)
Memastikan
bahwa setiap sesi diskusi kelompok diakhiri dengan self-evalution.
5)
Menjaga agar
kelompok terus memusatkan perhatian pada pencapaian tujuan.
6)
Memonitor
jalannya diskusi dan membuat catatan tentang berbagai masalah yang muncul dalam
proses belajar, serta mengajar agar proses belajar terus berlangsung. Dengan
tujuan agar setiap tahapan dalam proses belajar tidak dilewati atau diabaikan, sehingga tiap tahapan dilakukan
dalam urutan yang tepat.
7) Menjaga
motivasi pelajar dengan mempertahankan unsur tantangan dalam penyelesaian tugas
dan juga mempertahankan untuk mendorong pelajaran keluar dari kesulitan.
8) Membimbing
proses belajar dengan mengajukan pertanyaan yang tepat pada saat yang tepat,
secara mendalam tentang berbagai konsep, ide, penjelasan, sudut pandang, dsb.
9)
Mengevaluasi
kegiatan belajar termasuk partisipasi pelajar dalam proses kelompok. Pengajar
perlu memastikan bahwa setiap pelajar terlibat dalam proses kelompok dan
berbagai pemikiran dan pandangan.
B. Peran Siswa
1)
Menggunakan
kemampuan bertanya dan berpikir
2)
Melakukan
riset sederhana
3)
Mempelajari
ide dan konsep baru
4)
Belajar
mengatur waktu dengan baik
5)
Melakukan
kegiatan belajar sendiri/kelompok
6)
Mengaplikasikan
belajar lewat tindakan
7)
Melakukan
interaksi social (wawancara, survei, observasi, dll)
8)
Kegiatan
lebih banyak pada kerja kelompok.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pembelajaran
berbasis proyek (PBL) merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam pengumpulan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalamberaktivitas secara nyata. PBL dirancang untuk
digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan pelajaran dalam melakukan
investigasi dan memahaminya.
Langkah-langkah pembelajaran
berbasis proyek. peserta didik diberikan tugas dengan mengembangkan tema/topik
dalam pembelajaran dengan melakukan kegiatan proyek yang realistik. Di samping
itu, penerapan pembelajaran berbasis proyek ini mendorong tumbuhnya
kreativitas, kemandirian, tanggung jawab, kepercayaan diri, serta berpikir
kritis dan analitis pada peserta didik.
Pembelajaran Berbasis Proyek ini juga menuntut siswa
untuk mengembangkan keterampilan seperti kolaborasi dan refleksi. Menurut studi
penelitian, Pembelajaran Berbasis Proyek membantu siswa untuk meningkatkan
keterampilan sosial mereka, sering menyebabkan absensi berkurang dan lebih
sedikit masalah disiplin di kelas. Siswa juga menjadi lebih percaya diri
berbicara dengan kelompok orang, termasuk orang dewasa. Pelajaran berbasis
proyek juga meningkatkan antusiasme untuk belajar. Ketika anak-anak bersemangat
dan antusias tentang apa yang mereka pelajari, mereka sering mendapatkan lebih
banyak terlibat dalam subjek dan kemudian memperluas minat mereka untuk mata pelajaran
lainnya. Antusias peserta didik cenderung untuk mempertahankan apa yang mereka
pelajari, bukan melupakannya secepat mereka telah lulus tes.
B.
Saran
Bagi para
guru dan calon guru, metode pembelajaran ini sangat cocok atau sesuai dengan
kurikulum 2013 sekarang. Diharapakan metode pembelajaran ini dapat di terapkan
bagi para pembaca terkhususnya para guru dan calon guru.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2197608-pengertian-metode-pembelajaran-berbasis-proyek/
http://yudipurnawan.wordpress.com/2007/11/17/pengenalan-pbl/
http://pasca.uns.ac.id/?p=1105
http://e-jurnal.ikippgrismg.ac.id/index.php/JP2F/article/view/127